HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “Guidance and Counseling” dalam bahasa Inggris. Dari berbagai yang dikemukakan oleh para ahli, pada prinsipnya bimbingan mengandung berbagai unsur pokok sebagai berikut :
1. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
2. Bimbingan merupakan proses membantu inddividu.
3. Bantuan dalam bimbingan diberikan kepada individu, baik perorangan maupun kelompok.
4. Bantuan dalam bimbingan diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali.
5. Bantuan yang diberikan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal yang mandiri.
6. Untuk mencapai tujuan bimbingan, digunakan pendekatan pribadi dengan menggunakan berbagai teknik dan media bimbingan.
7. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan.
8. Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan butir-butir pokok tersebut maka yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consiliun” yang berarti “dengan” atau ”bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau ”memahami”. Pada dasarnya rumusan definisi atau pengertian konseling mengandung hal-hal pokok sebagai berikut :
1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di dalam interaksi itu.
2. Interaksi antara klien dan konselor berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah pada pencapaian tujuan. Berlaina dengan pembicaraan biasa.
3. Tujuan dari hubungan konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien, yaitu perubahan klien kea rah yang lebih baik, teratasinya masalah yang sedang dihadapi klien.
4. Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor dank lien saling berbicara.
5. Konseling merupakan proses yang dinamis, artinya individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh klien.
6. Konseling didasari atas penerimaan-penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien, yaitu atas dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.
Atas dasar cirri-ciri pokok tersebut di atas, yang dimaksud dengan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui pelayanan konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
B. Tujuan
Bimbingan dan konseling memiliki dua tujuan yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum bimbingan dan konseling dengan mengikuti pada perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predispososi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasarnya dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini, maka bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan ketrampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya (Prayitno,1999:114).
Pencapaian tujuan umum bimbingan dan konseling tersebut dalam rangka pengembangan perwujudan keempat dimensi kemanusiaan individu. Dimensi maksudnya sebagai sesuatu yang secara hakiki ada pada manusia di satu segi dan di segi lain sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan. Empat dimensi kemanusiaan individu yaitu : dimensi keindividualan (individualitas), dimensi kesosialan (sosialitias), dimensi kesusilaan (moralitas), dan dimensi keberagaman (religiusitas).
Pengembangan dimensi keindividualan memungkinkan seseorang memperkembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya secara optimal mengarah kepada aspek-aspek kehidupan yang positif.
Perkembangan dimensi kesosialan memungkinkan seseorang mampu berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerjasama dan hidup bersamaorang lain.
Dimensi kesusilaan memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi keindividualan dan kesosialan. Norma , etika dan berbagai ketentuan yang berlakumengatur bagaimana kebersamaan antara individu seharusnya dilaksanakan.
Dimensi yang keempat yaitu dimensi keagamaan. Dalam dimensi keagamaan ini, manusia senatiasa menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang kehidupan dunianya itu dengan kehidupan akhirat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah yang dihadapi individu sangat berragam, memiliki intensitas yang berbeda-beda serta bersifat unik. Dengan demikian maka tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk tiap-tiap individu bersifat unik pula, artinya tujuan bimbingan dan konseling untuk individu yang satu dengan individu lain yang tidak boleh disamakan.
C. Hubungan Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling
1) Persamaan
Persamaannya terletak pada tujuan yang hendak dicapai, yatiu sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, sama-sama
diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.
Jadi hubungan persamaannaya bimbingan merupakan satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan tersebut.
2) Perbedaan
Perbedaan bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak menyangkut pada usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan.Sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya kepada individu (siswa) yang memerlukannya. Karena sifat dan kegiatannya yang khas, konseling hanya dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Jadi hubungan perbedaan antara bimbingan dan konseling dapat dikatakan bahwa konseling merupakan bentuk khusus dari bimbingan, yaitu suatu layanan yangdiberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
D. Orientasi Bimbingan dan Konseling
a. Orientasi Perseorangan
Orientasi perorangan bimbingan dan konseling konselor menitikberatkan pada pandangan secara individual. Pemahaman konselor terhadap kondisi keseluruhan (kelompok) siswa hanya merupakan konfigurasi (bentuk keseluruhan) dampak positif dan negatifnya atau pengaruh terhadap siswa secara individual.
b. Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan pentingnya peranan perkembangan yang terjadi pada saat sekarang dan yang akan terjadi pada diri individu di masa yang akan datang. Keseluruhan proses perkembangan itu menjadi perhatian bimbingan dan konseling. Permasalahan yang dihadapi oleh individu diartikan sebagai terhalangnya perkembangan, dan ini mendorong konselor dan klien bekerjasama untuk menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan klien.
c. Orientasi Permasalahan
Dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, orientasi masalah secara langsung berkaitan dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu terhindar dari masalah-masalah, sedangkan fungsi pengentasan menghendaki agar individu yang mengalami masalah dapat terentaskan masalahnya. Fungsi-fungsi lainnya yaitu fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan/pengembangan pada dasarnya juga bersangkut paut dengan permasalahan diri pada diri klien. Fungsi pemahaman memungkinkan individu memahami berbagai informasi dan aspek lingkungan agar terhindar dari masalah. Fungsi pemeliharaan dapat mengarahkan individu agar tercegahnya ataupun terentaskannya masalah-masalah tertentu.
E. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
1 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
a. Keterkaitan antara Bidang Pelayananan Bimbingan Konseling dan Bidang-Bidang Lainnya.
1) Bidang kurikulum dan pengajaran
Pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan terhadap pengajaran, contohnya membantu siswa mengatasi masalah siswa yang dapat mengganggu proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan efektif, dan materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran sesuai dengan individualitas siswa. Sebaliknya bidang kurikulum dan pengajaran merupakan lahan yang efektif bagi terlaksananya di dalam praktek materi-materi layanan bimbingan dan konseling.
2) Bidang administrasi dan supervisi
Dalam bidang ini, bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti, misalnya dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum, pengembangan program-program pengajaran, pengambilan kebijakan yang tepat dalam rangka penciptaan iklim yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan kebutuhan dan perkembangan siswa. Sebaliknya melalui bidang administrasi dan supervisi dengan berbagai layanan kebijakan dan pengaturan yang menghasilkan kondisi yang memungkinkan berjalannya layanan-layanan bimbingan dan konseling secara optimal, sehingga segenap fungsi-fungsi dan jenis layanan serta kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai sasaran.
3) Bidang bimbingan dan konseling
Bidang ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesisiwaan secara individual agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan tahap-tahap perkembangannya. Dalam bidang bimbingan dan konseling tersebut diwujudkanlah segenap fungsi-fungsi bimbingan dan konseling melalui berbagai layanan dan kegiatan. Konselor dengan kemampuan profesionalnya mengisi bidang tersebut sepenuhnya dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yang dapat menunjang pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling.
b. Tanggung Jawab Konselor Sekolah
Dalam menjalankan tugasnya itu konselor sekolah memiliki dan mewujudkan tanggung jawabnya kepada siswa, orang tua, sejawat, masyarakat, diri sendiri, dan profesi.
2 Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
Warga masyarakat yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya yang berada di lingkungan sekolah atau pendidikan formal saja. Warga masyarakat di luar sekolah pun banyak mengalami masalah yang perlu dientaskan dan mencegah timbulnya masalah.
a. Bimbingan konseling keluarga
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan pangkal kehidupan bermasyarakat, dari dan di keluarga inilah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang normatif.
Konselor diharapkan mampu menjembatani program bimbingan dan konseling di sekolah dengan kebutuhan keluarga dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah
hendaknya mampu mensinkronisasikan secara harmonis pemenuhan kebutuhan anak di sekolah dan di rumah pada satu segi; serta fungsi keluarga terhadap anak pada segi lainnya.
b. Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas
Permasalahan yang dialami oleh individu tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah dan keluarga saja, contohnya dalam lingkungan kerja (seperti dalam lingkungan perusahaan, kantor-kantor, dan lain-lain), dalam organisasi pemuda, organisasi masyarakat, dan bahkan lembaga permasyarakatan. Dalam lingkungan yang lebih luas, konselor akan berada di berbagai lingkungan, selain di sekolah dan di dalam keluarga, juga di tempat-tempat yang sekarang agaknya belum terjangkau pekerjaan profesional bimbingan dan konseling.
F. Kesalahpahaman Tentang Bimbingan dan Konseling
Kesalahpahaman dapat terjadi karena belum ada kesepakatan mengenai istilah bimbingan/penyuluhan dan konseling, dan dalam pelayanan bimbingan dan konseling mengingat dalam waktu yang tidak relatif lama telah tersebar luas, terutama di sekolah-sekolah, di seluruh pelosok tanah air.
Kesalahpahaman tersebut perlu dicegah penyebarannya dan diluruskan agar gerakan pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dan berkembang dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan praktek penyelenggaraannya. Kesalahpahaman yang sering dijumpai sebagai berikut :
1 Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan
2 Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
3 Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat
4 Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat incidental
5 Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja
6 Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”
7 Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
8 Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
9 Mengangap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
10 Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja.
11 Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau psikiater
12 Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat
13 Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
14 Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya)
15 Bimbingan dan konseling dibatasi dengan pada hanya menangani masalah-masalah yang ringan saja
BY MUGI LESTARI
hhe..makasih..
BalasHapus