Rabu, 02 November 2011

mau tau apa nama korea kalian???


Hallyu Wave sdg melanda…. Hampir smuanya tentang KOREA… Mau tau namamu dalam versi Korea? Siapa tau nama kita sama ma artis2 korea.
cari tau disini :

1. Surname : Korean surname is the last number in your year of birth.

- 0: Park
- 1: Kim
- 2: Shin
- 3: Choi
- 4: Song
- 5: Kang
- 6: Han
- 7: Lee
- 8: Sung
- 9: Jung

2. Middle name : is your month of birth.

- 1: Yong
- 2: Ji
- 3: Je
- 4: Hye
- 5: Dong
- 6: Sang
- 7: Ha
- 8: Hyo
- 9: Soo
- 10: Eun
- 11: Hyun
- 12: Rae

3. First name : is your date of birth.

- 1: Hwa
- 2: Woo
- 3: Joon
- 4: Hee
- 5: Kyo
- 6: Kyung
- 7: Wook
- 8: Jin
- 9: Jae
- 10: Hoon
- 11: Ra
- 12: Bin
- 13: Sun
- 14: Ri
- 15: Soo
- 16: Rim
- 17: Ah
- 18: Ae
- 19: Neul
- 20: Mun
- 21: In
- 22: Mi
- 23: Ki
- 24: Sang
- 25: Byung
- 26: Seok
- 27: Gun
- 28: Yoo
- 29: Sup
- 3 0: Won
- 31: Sub
Jadi, apa nama Korea kalian?
kalau aku si.....Jung Yoo Rae...ehmmm lumayan keren

cerita penanam pohon


~Cerita Si Penanam Pohon~
#
#
Aku terdiam sejenak ketika memasuki pintu gerbang kota ini yang bertuliskan 'Welcome to Konoha'. Seulas senyum mengembang di bibirku. Ah, akhirnya aku kembali juga ke sini. Kota ini adalah kota kelahiranku, meskipun aku tumbuh besar di kota lain—yang selama ini kuanggap sebagai kampung halamanku. Walau demikian, kota Konoha ini selalu ada di dalam hatiku dan selalu menjadi tempat berlabuhku setelah berkelana.
Ketika aku meneruskan perjalanan, dahiku mengerut penuh keheranan.
Kenapa kota ini menjadi seperti ini?
Di sekelilingku, banyak orang yang tidak kukenal. Hm, sudah sebegitu lamanyakah aku meninggalkan kota ini sampai-sampai sudah banyak penduduk baru? Ya, pastinya begitu. Kutepuk dahiku, kutepis keherananku. Hal seperti ini sudah biasa di kota besar macam Konoha. Setiap harinya banyak penduduk baru, datang silih berganti. Datang dengan segudang pengharapan.
Para penduduk baru itu mengelompok masing-masing, bersenda gurau dan mengobrol, mengomentari pohon-pohon yang ditanam orang-orang. Sama sekali tidak memedulikan kehadiranku.
Akhirnya aku berjalan terus. Aku sedikit heran saat melihat pohon-pohon yang ditanam oleh penduduk kota ini nyaris sama semua. Sedikit sekali aku menemukan pohon yang berbeda! Anehnya, penduduk kota ini sama sekali tidak terlihat terganggu dengan kehomogenan pohon-pohon itu, bahkan mereka terus-terusan mengaguminya.
Hm, mungkin inikah trend yang sedang berlaku di sini? Apakah mereka tidak tahu, penanaman monokultur seperti ini akan mengurangi kesuburan tanah?
Ah, sudahlah. Memang susah untuk melawan arus. Lagipula, pohon-pohon homogen itu tidak semuanya buruk, kok.
Saat aku berjalan terus, kulihat ada beberapa kelompok yang saling berdebat. Kuperhatikan mereka sejenak. Tapi aku segera berpaling ketika melihat adu argumen itu mulai memanas, yang akhirnya berujung pada konfrontasi tak perlu. Kugelengkan kepalaku, kemudian segera meninggalkan tempat itu. Buang-buang waktu saja. Aku sama sekali tak mengerti mengapa kelompok-kelompok tersebut harus bertengkar begitu. Memangnya mereka tidak pernah mendengar kata toleransi?
Yah, apa boleh buat. Inilah risiko kota besar. Pasti kota ini sudah masuk ke stadium tryanopolis, di mana dekadensi moral sudah terjadi di mana-mana. Aku takkan heran kalau kala berikutnya aku kembali ke sini, kota ini sudah menjadi nekropolis.
Kulanjutkan jalanku menuju pohon-pohon yang dulu pernah kutanam di sini. Aku ingin lihat, sudah sebanyak apa buahnya. Semoga saja cukup banyak. Yah, meskipun bukan itu tujuan utamaku menanam pohon.
"Tenten!"
Aku menoleh ke arah suara itu. Raut wajahku langsung berubah bersemangat.
"Naruto!" aku melambai. Betapa senangnya aku bertemu teman lamaku di kota yang sudah nyaris menjadi asing bagiku!
"Kau pulang! Ya ampun... kau pulang!" seru Naruto senang. Dia menyalamiku dengan bersemangat.
"Bagaimana perjalananmu?" tanyanya langsung.
"Menyenangkan, tentu saja," aku tersenyum lebar. "Masih banyak kota lain di dunia ini yang perlu ditanami pohon, terutama kota-kota kecil yang terletak di pinggiran. Kadang-kadang aku menjadi orang pertama yang menanam pohon di sana, tetapi tak jarang aku menjadi tamu. Orang-orang di kota-kota seperti itu sangat ramah dan akrab, betul-betul menyenangkan. Membuatku sangat betah."
Naruto mengangguk-angguk. Dia, sama sepertiku, adalah seorang penanam pohon profesional, sebuah profesi baru yang beberapa tahun ini sangat populer di dunia, mengingat pemanasan global yang semakin merajalela.
"Selamat untukmu, kalau begitu," ujarnya tulus.
"Kau sendiri, bagaimana?"
Raut wajahnya sedikit berubah.
"Yah, kau tahu," katanya, mengangkat bahu. "Tinggal di kota besar seperti ini... sungguh melelahkan."
Aku memberinya ekspresi simpati. Naruto adalah penanam pohon yang memilih menetap di suatu kota, tepatnya kota Konoha yang ramai ini—keramaian yang disebabkan karena dulu, para penanam pohon profesional generasi pertama memulai kiprahnya dari kota ini, sebab tanah vulkanisnya sangat subur dan biasanya pohon yang ditanam di sini akan menuai banyak buah. Karena itulah kini Konoha menjadi tujuan banyak penanam pohon muda.
Aku sendiri adalah penanam pohon pengelana yang tak punya kota tetap. Aku sibuk melanglang buana ke kota-kota kecil pinggiran yang sepi, menanam pohon di sana. Namun, aku punya jadwal rutin untuk mengunjungi kota-kota tertentu.
"Bisa kubayangkan rasa capekmu itu, Naruto," kutepuk pundaknya. "Oh ya, saat ini aku hendak menengok pohon-pohon hasil tanamanku di kota ini beberapa tahun lalu. Mau menemaniku?"
"Tentu," balasnya riang. "Pohon-pohonmu berbeda dari kebanyakan pohon di sini. Buahnya pasti enak. Aku sudah bosan makan buah yang itu-itu saja."
Kini kami berjalan bersisian menuju tempat di mana aku menanam pohon-pohonku. Aku masih sedikit menggeleng-gelengkan kepalaku ketika melihat pertengkaran di sana-sini pada sepanjang perjalanan, tapi aku memilih untuk mengabaikan semua itu.
"Wah! Pohonmu berbuah!" seru Naruto girang kala kami sudah sampai. Aku sendiri tersenyum senang. Memang buahnya tidak banyak, tetapi itu sama sekali bukan masalah. Aku memang biasanya menanam pohon di bagian tanah yang kurang subur di kota ini. Kalau ada satu buah saja aku sudah senang sekali. Jujur, aku jarang berharap buahnya akan lebih dari sepuluh.
"Kau boleh memetiknya kalau mau," kataku. "Tolong ambilkan untukku juga, ya."
Naruto mengangguk, kemudian dengan sigap memanjat salah satu pohon yang kutanam. Dia kembali dengan membawa dua buah yang terlihat menggiurkan.
"Mmm... manis!" Naruto memekik kegirangan setelah menelan gigitan pertamanya. "Sudah lama sekali aku tidak makan buah seperti ini. Di Konoha, mata kita harus jeli melihat pohon-pohon langka seperti ini, saking banyaknya pepohonan yang itu-itu saja!"
Aku tergelak. Sorot mataku melembut melihat Naruto nampak begitu menikmati buahnya, memejamkan mata dengan sangat enjoy sambil bersandar di batang pohon yang kutanam.
"Sebenarnya, Naruto," aku mulai menyuarakan pikiran yang mengganjal sejak tadi, "aku sungguh heran mengapa Konoha menjadi seperti ini. Seingatku, bertahun-tahun lalu tidak begini..."
Pandangan Naruto menerawang.
"Aku juga tidak mengerti, Tenten," ujarnya pelan. "Mungkin karena perkembangan zaman. Entahlah."
Dia menggigit buahnya lagi.
"Kau tahu? Banyak penanam pohon legendaris kelahiran Konoha yang entah bagaimana rimbanya sekarang. Banyak yang pindah ke kota lain dan menetap di sana, ada juga yang memilih menjadi pengelana sepertimu dengan frekuensi kepulangan yang amat jarang. Padahal penanam-penanam seperti kalian sangat dibutuhkan di sini, sekarang," dia mendesah. "Sulit sekali tahu, bagiku dan teman-teman yang sehati dengan kita, untuk terus bertahan. Menanam pohon yang berbeda sambil terus berusaha bertahan dari banyaknya pertengkaran dan... polusi."
Keningku berkerut.
"Polusi?"
"Ya," Naruto mengangguk. Sorot matanya menunjukkan kekesalan. "Ada orang-orang aneh yang suka menambah tak nyaman suasana kota ini dengan menyebarkan sampah busuk yang amat bau dan menyakitkan mata."
"Benar-benar kekanak-kanakkan," komentarku.
"Mereka membuat kacau kehidupan kota. Banyak penduduk yang marah dan mengeluarkan kata-kata yang... yah, kau bisa bayangkan. Untungnya masih banyak yang berinisiatif untuk langsung melaporkan mereka kepada polisi."
"Parah sekali."
"Sangat," temanku itu mengiyakan. "Hal-hal semacam itulah yang semakin membuat para penanam pohon legendaris memilih pergi, mencari tempat lain yang lebih menenteramkan."
Selama beberapa saat, kami terdiam.
"Kalau begitu, Naruto," aku menoleh ke arahnya, "apa yang membuatmu bertahan menanam pohon di Konoha?"
"Oh, itu," bibirnya melengkung membentuk senyuman. "Salah seorang penanam pohon legendaris yang sangat kuhormati pernah berkata, 'Daripada kita mengungsi dari kota yang penuh polusi tanpa berbuat apa-apa, bukankah lebih baik kita menanam satu pohon di sana?'. Yah, kata-katanya tidak tepat seperti itu, yang jelas intinya begitu. Aku sangat terkesan dengan perkataannya, makanya aku bertekad untuk terus menanam pohon yang bagus di sini. Tidak masalah kalau pohonku tidak diperhatikan orang atau sedikit berbuah, yang penting aku sudah berbuat sesuatu—walau sangat amat sedikit—untuk menanam pohon yang berkualitas demi mengurangi pemanasan global. Bukankah itu tugas kita sebagai penanam pohon profesional? Lagipula... aku sangat menyukai kota Konoha. Aku ingin terus menanam pohon-pohon yang bagus di sini dan membuatnya sejuk berseri."
Dia mengakhiri "pidato"nya dengan cengirannya yang khas. Aku hanya bisa terpana.
"Hei, kau jangan salah paham, Tenten. Aku sama sekali tidak menghakimimu yang memilih mengelana atau mereka yang memilih untuk pindah. Itu hak kalian, tentu saja. Lagipula aku yakin, seorang penanam pohon profesional akan selalu menanam pohon yang menyejukkan di mana saja dia berada. Iya kan?"
Aku mengangguk. Tidak kusangka, temanku yang dulu sama sekali tidak dewasa, sekarang sudah bisa bicara seperti ini. Rasa bangga tumbuh di dadaku. Kau memang hebat, Naruto!
"Nah, sekarang ayo kita temui teman-teman lama kita. Kau bisa melihat pohon-pohon indah yang mereka tanam..." dia berdiri, lalu mengulurkan tangan padaku. Aku tersenyum, menyambut tangannya.
"Ayo!"

Alasan Homin tetap di DBSK dan JYJ keluar dari SME


Mengapa Homin tidak ikut serta dalam persoalan antara DBSK dan SME?
Oke, setelah perutku kenyang sehabis makan malam, aku akan membagikan apa yang ada di pikiranku pada kalian.
Sejak adanya persoalan antara DBSK dan SME, pertanyaan yang berada dalam benakku hingga sekarang adalah :
Kenapa HoMin tetap bertahan di SME?
Awalnya, tentu saja aku merasa kecewa dan jengkel, kenapa HoMin tidak bergabung dengan ketiga member lain dalam kasus itu. Seandainya…mereka juga bergabung, tentu mereka semua akan merasa bahagia, karena mereka masih tetap bersama hingga saat ini. Seandainya…mereka juga bergabung dengan tiga member lain, tentu kita, para fans, tidak perlu khawatir apakah mereka akan bubar atau tidak.. Seandainya….Seandainya…Seandainya…
Serius nih, aku sudah berpikir selama ini, membuat rambutku nyaris rontok, menangis sampai mataku sendiri sakit, dan membuatku mood-ku tiba-tiba saja menjadi jelek tanpa alasan yang jelas.. dan itu semua karena aku selalu khawatir memikirkan DBSK. Akhirnya aku bisa bangun dan melepaskan diriku dari segala pemikiranku yang sempit, dari segala pikiranku yang mengatakan : “Seandainya..blah..blah..blah..”
Yah, bagaimana jika SEANDAINYA ada alasan di balik keputusan HoMin? Bagaimana jika SEANDAINYA HoMin tetap bertahan demi masa depan DBSK kelak? Bagaimana jika SEANDAINYA banyak hal-hal yang tidak bisa mereka ungkapkan pada mereka saat itu? Aku sejenak kembali menyaksikan klip-klip wawancara mereka dan menyadari betapa tololnya aku. Kalian tahu, kadang kalian berpikir bahwa mustahil untuk membodoh-bodohkan dirimu sendiri, tapi sekarang itu menjadi hal paling mudah untuk dilakukan.
Mari kita putar kembali ingatan kita pada saaat DBSK mengatakan pada kita agar kita tidak langsung mempercayai apa saja yang kita dengar, melainkan agar kita hanya percaya apa yang keluar dari mulut mereka sendiri. Mereka mengatakan ada banyak hal yang tidak bisa mereka ungkapkan pada kita sekarang. Hal-hal yang kudengar dari mulut mereka adalah kata-kata “Let’s wait!” ; “Keep The faith” ; dan sebagainya.
Nah, setelah bercerita cukup panjang lebar, mungkin aku harus langsung masuk ke detail-detailnya saja supaya menjadi lebih jelas untuk kita semua.
Bagi kalian yang belum betul-betul paham tentang hubungan antar personil DBSK…. MEREKA ADALAH KELUARGA YANG TELAH MENGHABISKAN 8 TAHUN BERSAMA, BERLATIH, TIDUR, MAKAN, DAN HIDUP EBRSAMA! MEREKA MUNGKIN SEMPAT MENGALAMI BEBERAPA KONFLIK DAN PERBEDAAN PENDAPAT HINGGA SAMPAI PADA TITIK INI. TAPI APAKAH KAMU BERPIKIR BAHWA HOMIN LEBIH MEMILIH SME DARIPADA SAUDARA-SAUDARA MERKEA SENDIRI???? ( kalau kamu bilang “Ya”, maaf saja…aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Lebih baik kamu tidak usah meneruskan membaca catatan ini. )
Ketika aku mulai berpikir : “Kenapa JaeJoong, Junsu, dan Yoochun yang mengambil tindakan melawan SME, kenapa bukan Yunho dan Changmin?”
Banyak orang berkata itu semua karena permasalahan “cosmetic business” atau karena kedua orang itu ( HoMin ) sudah cukup puas dengan kontrak yang disodorkan pada mereka..
Tapi kawan…berpikirlah dengan lebih jernih. Apakah pikiran bahwa mereka memang sudah merencanakan itu sejak awal, ada di benak kalian?
1. Aku sudah mengecek jurnal, website, dan forum dari banyak orang dan aku menemukan peta kekuatan masing-masing personil DBSK ( jangan marah padaku ya, kalau kalian nggak sepenuhnya setuju dengan apa yang kutuliskan )
YUNHO
Strength – dibanding yang lain, dance-nya memang yang paling LUAR BIASA. Di salah satu interview tentang gerakan dance Mirotic, mereka ditanya : “Siapa yang terbaik dalam urusan dance?” dan semua serempak menunjuk Yunho. XD
Weakness - dibanding yang lain, kayaknya kemampuan menyanyinya yang perlu ditingkatkan
CHANGMIN
Strength – wew, he’s beautiful! ^^ dan yang jelas rentang suaranya..terutama untuk nada-nada tinggi
Weakness – masalah dance dan dalam beberapa aspek, dia masih perlu banyak peningkatan
YOOCHUN
Strength – composer dalam grup ini, jago banget meng-compose lagu
Kalau soal suara dan dance-nya…hmmm..yah, cukup oke lah.
JAEJOONG
Kalau dia menyanyi…EHM…WOW! He’s incredibly AWESOME! Rainbow voice-nya betul-betul keren!
Kalau soal dance…cukup oke juga.
JUNSU
Keren, baik suara maupun dance-nya.tinggal pilih yang mana? =p
Nah, melihat peta kekuatan mereka, kita bisa ambil kesimpulan kalau akan sulit bagi SME untuk membentuk sebuah grup yang betul-betul “kuat” selain HoMin. Padahal, bagi JYJ, mudah saja kalau mereka bertiga mau berdiri sendiri sebagai trio dengan kekuatan mereka masing-masing. Jadi, bisa dikatakan kalau pembagian kekuatan ini terencana dengan cukup baik.
2. Kenapa JaeJoong, Junsu, dan Yoochun yang keluar?
Yah, mereka bertiga kan terlibat dalam urusan “cosmetic business” itu, sementara HoMin kan enggak. Jadi, bakal lebih make sense kan kalau mereka yang keluar, daripada HoMin yang sama sekali nggak punya masalah apa-apa. Lagipula, kalau ketiganya sukses dalam lawsuit case melawan SME ini, bakal lebih mudah buat HoMin untuk keluar. Tapi kalau mereka nggak sukses, karena 2 di antara mereka berlima masih ada di SME, SME nggak akan melakukan tindakan yang terlalu ‘drastis’ untuk membahayakan eksistensi DBSK.
3. Yunho kan leader-nya DBSK. Kalau dia keluar, akan ada akibat yang lebih fatal.
Makanya dia nggak bisa sembarangan mengambil tindakan. Ya kalau lawsuit itu sukses mereka menangkan, kalau mereka gagal? Orang pertama yang bakal mereka serang ya pasti Yunho. Kalau Yunho sudah jatuh, kondisi DBSK akan berada dalam bahaya. Pada dasarnya, Yunho itu adalah patokan dari DBSK, jadi dia harus memperhitungkan tiap langkah yang dia ambil dengan hati-hati. Jadi setelah mendiskusikan ini, kelima member sepertinya sepakat bahwa bukan ide yang baik kalau Yunho yang keluar.
Dan kalian semua tahu, bahwa Changmin adalah yang paling muda dan sebelumnya dia sudah mengatakan bahwa mereka paling tidak ingin menyakiti Changmin. Untuk melindungi Changmin, jalan teraman adalah dengan meninggalkannya bersama Yunho, yang pasti bisa menjaganya. Kurasa ini bisa cukup menjelaskan kenapa Yunho dan Changmin-lah yang tetap bertahan.
4. Banyak orang yang mengatakan bahwa SME lebih fokus menghancurkan JYJ daripada menaruh perhatian pada HoMin. HMMMM…aku sendiri bertanya-tanya kenapa.
Kalau dilihat dari ketamakan SME sih, kita berpikir mereka akan menggunakan HoMin langsung untuk menutupi lubang yang ditinggalkan ketiga personil yang lain dan cepat meraup keuntungan dari keduanya. Sampai sekarang, Changmin hanya terlibat dalam satu drama, sementara Yunho hanya dalam sebuah drama musical. Jauh dari perkiraan kan? Kenapa mereka tidak membuat konser besar-besaran, merayakan “comeback” DBSK? Kenapa HoMin justru tidak sesibuk JYJ? Buktinya, mereka berdua masih punya waktu luang buat main basket dan menonton konser. Sepertinya mereka nggak terlalu banyak melakukan promosi untuk album comeback mereka, bukankah itu aneh? Satu-satunya penjelasan adalah bahwa SME tidak bisa betul-betul mempercayai HoMin. Kenapa? Karena hubungan HoMin dengan JYJ belum berubah dan SME tahu itu, walaupun HoMin bernaung di bawah label mereka, tapi hati HoMin tetaplah bernaung di bawah nama TVXQ, bersama JYJ!
5. Lalu kenapa JYJ mengadakan konser di mana-mana, seperti Thanksgiving concert di Dome, atau konser di Amerika, dll?
Bisa dibilang mereka butuh uang, tapi SME sudah tidak menjadi donator mereka lagi. Apartemen, makanan, mobil mereka sudah diambil alih. Apakah mereka harus menanti sampai kasus di pengadilan selesai untuk kembali tampil di atas panggung? Kalau seperti itu, bisa saja nama mereka sudah hilang tergantikan oleh grup-grup pendatang baru yang saat ini membanjiri industri musik. Mereka juga ingin memberitahu para fans bahwa mereka masih berjuang. Bahwa mereka bisa meraih sukses tanpa SME. Ini semua untuk kita.
HoMin tidak bisa melakukan ini, mungkin karena :
a. Mereka nggak ingin mempromosikan SME lebih jauh dan nanti akibatnya mereka justru bersaing dengan JYJ
b. Di bawah SME, mereka tidak bisa melakukan segala hal sekehendak mereka karena mereka tidak punya kebebasan seperti JYJ.
Mereka tidak bisa melakukan promosi besar-besaran karena ketidakpercayaan SME pada mereka, buktinya bisa dilihat dari sedikitnya aktivitas mereka di dunia hiburan.
Ini berarti sebenarnya, hati mereka BERLIMA masih bertaut menjadi SATU.
Oh ya, dan soal uang, ini juga merupakan masalah yang penting. JYJ juga tengah mengumpulkan dana dari konser dan album mereka, dan tidak hanya itu, mereka juga menuntut ganti rugi dari SME sebagai kompensasi. Uang itu penting untuk masa depan DBSK. Kalau suatu waktu HoMin juga keluar dari SME, DBSK akan sudah lebih stabil dalam hal finansial. Lihat saja contohnya, Eric dari Shinwa. Eric bisa membantu grupnya keluar dari SME, karena secara financial dia sudah cukup kuat. Bagaimana dengan DBSK? Mereka harus memulai semuanya. Agar bisa berdiri sendiri, ketiganya ( JYJ ) harus bisa memiliki backing finansial yang kuat, agar tidak dapat diserang oleh SME sewaktu-waktu.
6. Kenapa SME belum juga mengambil tindakan lagi? Hmmm…aku punya perasaan tidak enak soal ini, mungkin di balik semua ini mereka punya rencana yang lebih besar.
Mudah saja, saat ini mereka sedang membuat kita bertarung dengan waktu. SME menunggu sampai Cassie menjadi tidak sabar dan terpecah antara fans JYJ dan fans HoMin. Mereka menunggu sampai kita mulai saling menyerang satu sama lain. Hati-hati, siapapun yang mulai menyerang, sebenarnya adalah pecundang!
Jadi, untuk DBSK, for our boys, kita harus bisa bersabar dan menunggu. Aku tahu, sabar memang nggak gampang karena aku sendiri juga orang yang tidak sabaran, tapi kita harus mencoba dan menghindari jebakan dari SME.
Bisa dibilang, kalau kita jatuh dalam perangkap mereka, harapan bagi kelimanya musnah.
Harapan DBSK bergantung dari talenta mereka dan dukungan dari fans. Uang yang diperoleh SME bukan berasal dari DBSK, tapi dari KITA!
7. Kenapa Yunho menyebutkan YooChun di konferensi pers Goong?
“Aku dengar, Yoochun sudah sukses dengan dramanya. Aku ingin menjadi sukses seperti dia.”
Pertamanya aku juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia ngomong soal Yoochun, kenapa coba, dia nggak langsung saja bilang bahwa dia ingin sukses dalam dramanya ini?
Sebetulnya, ini kecerdikan dari leader kita, Yunho.. XD ( ^_^ )
Yunho selalu berpikir masak-masak sebelum dia mengatakan sesuatu, jadi dia bukan tipe orang yang akan mengatakan sesuatu tanpa maksud tertentu.
Konferensi pers itu merupakan satu-satunya kesempatan baginya untuk menyebutkan satu dari antara ketiga trio itu ( JYJ ) tanpa membuat masalah dengan SME yang melarang kontak antara JYJ dan HoMin. Yunho ingin menyampaikan pada kita bahwa hubungan mereka baik-baik saja dan agar kita tidak perlu khawatir. Hanya saja, Yunho tidak bisa mengatakan itu secara spesifik agar tidak menimbulkan masalah dengan SME. Jadi, dia mengambil kesempatan yang tidak akan mengundang kecurigaan SME untuk memberi ktia petunjuk dan berharap kita bisa menangkap maksudnya.
8. Yunho dan Changmin memperkenalkan diri mereka sebagai personil DBSK.
Mereka ingin menyampaikan pada kita bahwa DBSK masih ada dan mereka ada di sana untuk menjaganya agar tetap hidup bagi kita. Ini yang terbaik yang bisa mereka lakukan, karena kalau mereka bertindak lebih jauh, SME akan curiga. Semua orang harusnya menyadari betapa sedikitnya HoMin berkomentar soal lawsuit itu.
Bahkan ketika SME mempublikasikan dokumen atas nama HoMin yang menuduh ketiga member lain, HoMin tidak berkomentar apa-apa.
Kalau mereka betul-betul menulis komentar-komentar kasar itu, kenapa mereka tidak hadir ketika SME mempublikasikannya?
Tanda tangan di dokumen itu BERBEDA dengan tandan tangan asli mereka. ( tanda tangan Yunho ada bintangnya?? Changmin menandatangani dlm bahasa Chinese?? )
Maksudku, serius deh, bisa jadi SME yang memalsu tanda tangan HoMin atau HoMin yang dipaksa menandatanganinya.
JYJ nggak berkomentar apapun soal itu karena mereka cukup pintar untuk menyadari bahwa semua itu PALSU.
Di bawah kendali SME, HoMin tidak bisa seenaknya bertindak. Kurasa ini menjelaskan kenapa mereka memilih untuk diam.
JYJ membentuk nama ini karena mereka tidak diperbolehkan memakai nama DBSK karena akan menimbulkan masalah yang lebih besar dengan SME. Jadi mereka membentuk sebuah UNIT, bukan GRUP.
Kawan, berpikirlah dengan lebih jernih. Akankah bertahun-tahun yang telah mereka lewati dihembuskan begitu saja hanya karena uang atau kebohongan? Kelimanya jauh lebih kuat daripada yang kita bayangkan, jadi justru kitalah yang seharusnya mengkhawatirkan diri kita sendiri. Kita nggak perlu takut pada SME. Kenapa coba, SME begitu frustrasi untuk mendapatkan JYJ kembali dan ketakutan karena kepopuleran mereka? Karena kalau mereka tidak punya DBSK, pendapatan mereka akan menurun 40-60%. Pada dasarnya, kendali ada di tangan kita. Siapa yang membeli album DBSK? Siapa yang menonton konser mereka, mendukung mereka, dan membuat mereka terkenal? Tentu saja KITA.
Kalau dikatakan secara kasar, kalau nggak ada yang mendukung DBSK, mereka tidak akan jadi terkenal kan?
Jadi, masa depan DBSK bukan didasarkan dari keputusan SME, tapi keputusan KITA. Keberadaan SME berasal dari kita, kalau kita nggak membeli produk mereka, gimana caranya mereka mendapat uang?
Kelima personil, our five boys,
Mereka ingin agar kita menunggu dengan sabar. Mereka bilang mereka tidak ingin bubar. Mereka bilang mereka ingin terus bersama, jadi kenapa kita tidak bisa terus bersama dan mempercayai mereka sekali ini?
“Keep the Faith” adalah tato yang ada di tubuh Jaejoong dan Yoosu, tapi kurasa kita tidak memerlukan tato karena kata-kata “Keep The Faith” telah terukir dalam hati kita.
CASSIE FIGHTING!

Minggu, 23 Oktober 2011

PERMASALAHAN BK





PERMASALAHAN BK

PAPER
Disusun guna memenuhi tugas individu
Mata kuliah  Survey Permasalahan BK
Dosen Pengampu Dra. Maria Theresia Sri Hartati
Prof. Dr. DYP. Sugiharto, M.Pd




oleh
Mugi Lestari
1301409019


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011



PERMASALAHAN BK

A.    Hakekat Permasalahan BK
Pada hakekatnya masalah secara umum  menunjuk pada adanya kesenjangan antara keadaan sekaran (pencapaian) dengan tujuan. Dalam penelitian mengacu pada fokus yang dipandang belum selesai dalam tataran teoritik dan praktik atau lebih seringnya dikatakan bahwa adanya kesenjanan antara teori dan praktik (kenyataan) dan memerlukan penyelesaisan (Sugiharto & Mulawarman, 2007: 8).
Hakekat masalah jika dikaitkan dengan konseling menurut Mappiare dalam Sugiharto & Mulawarman (2007: 8) masalah adalah kesenjangan antara kondisi sekarang individu dengan apa yang diharapkan individu atau lingkungannya dan di dalamnya terdapat hambatan untuk mencapai tujuan.
Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik (Purwanto, 2010).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan BK merupakan kesenjangan antara kondisi dalam tataran teoritik BK dengan praktik BK di lapangan yang memerlukan adanya penyelesaian.

B.     Isu-Isu yang Timbul di Lapangan
Adapun isu-isu atau problematika BK di lapangan , yaitu:
1.      Menurut Setyafi dkk (2008) yaitu permasalahan BK di sekolah dalam tinjauan teori strukturasi
Struktur dapat berupa nilai, ide atau gagasan yang dimiliki oleh individu. Permasalahan yang paling tampak dalam sistem BK di sekolah adalah perbedaan nilai antara kepala sekolah dan konselor dalam mengartikan fungsi dan peran konselor di sekolah. Saat ini masih banyak kepala sekolah yang belum mengetahui dan memahami fungsi dan peran konselor sebagaimana mestinya. Sebagian diantara mereka mengira bahwa tugas konselor berkenaan dengan mengatasi semua siswa yang bermasalah termasuk sebagai petugas tata tertib, sehingga kepala sekolah menugaskan konselor sebagai petugas tata tertib, termasuk memberikan hukuman atau sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib. Nilai yang menganggap bahwa konselor adalah petugas tata tertib dan menangani siswa yang bermasalah tersebut tentu saja berbeda dengan nilai yang dimiliki konselor. Dimana tugas dan fungsi konselor sebenarnya adalah fasilitator yang membantu siswa untuk berkembang secara optimal dan membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas perkembangannya, konselor bukanlah petugas tata tertib yang menghukum siswa. Perbedaan nilai inilah yang menghambat konselor berperan sesuai dengan fungsi dan tugas yang sebenarnya di sekolah. Bahkan konselor diberikan tugas yang berlawanan dengan fungsi dan peran yang sebenarnya.
a.       Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
Latar belakang: Ada dua pendapat yang berbeda kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
·         Bahwa bimbingan dan konseling sama saja dengan pendidikan. Jadi dengan sendirinya sudah termasuk ke dalam usaha sekolah yang menyelenggararakan pendidikan. Sekolah tidak perlu bersusah payah menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara mantap dan mandiri. Pendapat ini cenderung mengutamakan pengajaran dan mengabaikan aspek-aspek lain dari pendidikan dan sama sekali tidak melihat pentingnya bimbingan dan konseling.
·         Bimbingan dan konseling harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga ahli dengan perlengkapan yang benar-benar memenuhi syarat. Pelayanan ini harus secara nyata dibedakan dari praktek pendidikan sehari-hari.
b.      Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Latar belakang: masih banyak anggapan bahwa peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah. Anggapan ini mengatakan ”barangsiapa diantara siswa-siswa melanggar peraturan dan disiplin sekolah harus berurusan dengan konselor”.
c.       Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
Latar belakang: pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. Disamping memerlukan pemberian nasehat, pada umumnya klien sesuai dengan problem yang dialaminya, memerlukan pula pelayanan lain seperti pembrian informasi, penempatan dan penyaluran, konseling, bimbingan belajar, pengalih tangan kepada petugas yang lebih ahli dan berwenang, layanan kepada orang tua siswa dan masayarakat, dan sebagainya.
d.      Bimbingan dan konseling di anggap hanya melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”
Latar belakang: ada asumsi bahwa bimbingan konseling hanya melayani orang-orang normal yang mengalami masalah tertentu.
e.       Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-kliean tertentu saja.
Latar belakang:yang melatarbelakangi problema tersebut adalah bahwa biasanya yang datang di ruang BK adalah anak-anak yang diapnggil kerena bermasalah.
f.       Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
Latar belakang:pandangan guru-guru mata pelajaran yang kurang paham pada prinsip BK Perkembangan bahwa guru BK dan guru mata pelajaran merupakan fungsionaris bersama dalam membantu siswa menyelesaikan masalahnya.
g.      Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
Latar belakang: latar belakang problema tersebut karena para konselor di sekolah dalam prakteknya lebih memberikan nasehat-nasehat kepada siswanya karena konselor kurang memahami potensi yang dimiliki siswa.
h.      Bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja
Latar belakang: pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dengan melihat gejala-gejala dan atau keluhan awal yang disampaikan oleh klien. Namun demikian, jika pembahasan masalah itu dilanjutkan, didalami, dan dikembangkan, seringkali ternyata bahwa masalah yang sebenarnya lebih jauh, lebih luas dan lebih pelik apa yang sekedar tampak atau disampaikan itu. Bahkan kadang– kadang masalah yang sebenarnya, sama sekali lain daripada yang tampak atau dikemukakan itu.
3.      Problematika BK di sekolah terkait dengan sekolah-sekolah tidak memiliki paradigma yang tunggal terhadap BK dalam http://dc340.4shared.com/doc/PlMjCDLp/preview.html. Berikut pembagian sekolah terkait dengan permasalahan BK:
a.       sekolah yang sadar akan kedudukan BK dalam pembentukan pribadi siswa, tetapi tidak didukung oleh materi, tenaga dan yayasan (swasta) atau pemerintah (negeri). Keberadaan BK di sekolah ini antara ada dan tiada, hidup segan mati tak mau. Di sekolah kategori ini semua konsep ke BK-an hanya tinggal dalam angan-angan. Untuk membangun manajemen BK di sekolah ini butuh tenaga ekstra.
b.      Sekolah yang masih menerapkan manajemen BK jadul. Guru BK masih dianggap sebagai polisi sekolah, hanya menangani orang yang bermasalah. Sekolah ini cenderung tidak terbuka terhadap perkembangan ilmu BK dan tidak melihat fungsi BK dalam pembentukan pribadi siswa. Guru BK masih ditempatkan sebagai pelengkap dalam proses pendidikan anak, bukan sebagai rekan tenaga pengajar. Bahkan ironisnya, yang menjadi guru BK bukan lulusan Bimbingan dan Konseling. Sekolah ini anti perubahan.
c.       Sekolah yang belum memiliki manajemen BK. Penyembanya, bisa karena belum ada tenaga, atau tidak ada yang tahu sehingga tidak ada yang memulau, atau bisa juga karena masalah financial, atau menganggap tidak perlu. Biasanya sekolah kategori ini terdapat di kecamatan atau sekolah anak tidak mampu.
4.      Problematika yang berikut ini menurut pengakuan dari Galih (Mahasiswa BK angkatan 2008) yang sedang PPL di sekolah Taruna Nusantara, bahwa terjadi kesalahpahaman terhadap layanan-layanan BK, seperti:
a.       Layanan konseling individu yang di anggap sebagai layanan konsultasi
b.      Layanan bimbingan kelompok yang di anggap sebagai forum.





DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto, DYP & Mulawarman. 2007. Psikologi Konseling. FIP. UNNES

Purwanto, Herli. 2010. Pengertian Masalah, Ciri-Ciri Masalah dan Masalah yang dapat di angkat dalam Studi Kasus. Paper Universitas Negeri Semarang.


http://dc340.4shared.com/doc/PlMjCDLp/preview.html. Diunduh tanggal 26 September 2011.

MAUT

kita tak pernah tau kapan kita mati...ntah besok, hari ini, sekarang, atau bahkan mungkin saat ini malaikat pencabut nyawa sedang disamping anda. Seperti yang terjadi pada sore ini impian Marco Simoncelli yang ingin terus melanjutkan perfoma yang menggembirakan setelah finis di posisi kedua GP Australia, Minggu (16/10/11) dan memasang target untuk selalu naik podium pada dua seri terakhir MotoGP 2011 ini, termasuk di Sepang, Malaysia pada Minggu (23/10/11) pupus karena kecelakaan maut yang dialaminya.
Marco Simoncelli tak mampu melawan cedera parah yang menimpanya, akibat kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/11). "Supersic" akhirnya mengembuskan nafas terakhir pada pukul 16.56 waktu setempat atau 15.56 WIB, meskipun sempat mendapat perawatan di medical centre sirkuit.
Kecelakaan mengerikan itu terjadi pada lap kedua di Tikungan 11. Simoncelli, yang sedang bertarung dengan Alvaro Bautista dalam perebutan posisi keempat, tak mampu mengendalikan motornya ketika menikung ke kanan, sehingga tergelincir.
Saat jatuh itu, dia dan motornya melintasi sirkuit dan masuk ke jalur milik pebalap Yamaha Tech 3, Colin Edwards, dan pebalap Ducati, Valentino Rossi. Kecelakaan horor itu pun tak terhindarkan, karena motor Edwards melindas Simoncelli, tepatnya di kepala.

Edwards pun jatuh di luar trek dengan cedera dislokasi bahu, dan Rossi masih mampu mengendalikan motornya meskipun terpental ke luar lintasan dan Desmosedici GP11.1 tunggangannya mengalami kerusakan. Akan tetapi, Simoncelli menggelepar di atas trek dengan helm sudah terlepas dari kepala (setelah dilindas), dan dia sama sekali tidak bergerak.
Bendera merah langsung dikibarkan usai kecelakaan tragis tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, panitia lomba mengumumkan bahwa balapan GP Malaysia itu resmi dibatalkan, karena tim medis fokus untuk menyelamatkan Simoncelli. 


Selasa, 04 Oktober 2011

Tahap-Tahap Modeling


TAHAP-TAHAP MODELING
1.      Atensi
Atensi adalah tahap untuk mulai memberi perhatian pada model. Konselor pada tahap ini meminta/mendorong konseli untuk mulai memerhatikan perilaku model. Sebelum memulai tahap ini konselor harus memastikan kesiapan konseli agar nantinya pada saat model menampilkan perilaku, konseli dapat berkonsentrasi secara penuh terhadap model.
2.      Retensi
Retensi merupakan tahap mulai mengimitasi model. Konseli pada tahap ini mulai mengimitasi perilaku yang ditampilkan oleh model. Namun dengan catatan bahwa perilaku yang dimodeling haruslah spesifik, dan sesuai dengan tujuan konseling.
3.      Reproduksi
Reproduksi merupakan tahap dimana konseli menunjukkan tingkah laku seperti tingkah laku model.
4.      Motivasi
Pada tahap motivasi, merupakan proses pemberian dukungan/ reinforcement. Pemberian dukungan/reinforcement ini diberikan oleh konselor ketika konseli menunjukkan perilaku yang dikehendaki. Pemberian dukungan/reinforcement diharapkan agar konseli memiliki kecenderungan untuk mengulang kembali perilaku yang dikehendaki tersebut secara kontinyu dan lebih baik lagi.
5.      Vicarious Learning
Vicarious learning merupakan belajar dengan cara mengobservasi konsekuen tingkah laku orang lain. Pada tahap ini konseli akan melihat dan mengetahui konsekuen perilaku yang ditunjukkan oleh model. Dengan pemahaman yang dilakukan oleh konseli bahwa perilaku hasil dari memodeling mendapat reinforcement  maka konseli akan memutuskan untuk  melanjutkan atau tidak.