Jumat, 10 Juni 2011

Format Penilaian Observasi

Buat mahasiswa BK n pengunjung setia...banyak mahasiswa yang masih bingung dan kurang persiapan sebelum praktik memberi layanan...nah ini ada format penilaian yang aku dapat dari perkuliahan...meskipun sepele tapi semoga saja bisa bermanfaat FORMAT PENILAIAN LAYANAN KLASIKAL Nama :……………………………………. NIM :…………………….. Jenis Layanan:……………………………………. Rombel :…………………….. No Komponen yang dinilai Rentangan Nilai 56-60 CD 61-65 C 66-70 BC 71-80 B 81-85 AB 86-100 A INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI I. PRA PEMBELAJARAN 1. Kesiapan ruang, alat dan media layanan 2. Memeriksa kesiapan peserta didik/klien Rata-rata I II. MEMBUKA LAYANAN 1. Melakukan pembinaan hubungan baik dengan peserta didik/klien 2. Melaksanakan penstrukturan (menyampaikan pengertian, tujuan, cara pelaksanaan, peran konselor dan klien) Rata-rata II III. KEGIATAN INTI LAYANAN A Penguasaan Materi Layanan 1. Menunjukkan penguasaan utuh terhadap layanan 2. Menerapkan asas-asas dalam pelaksanaan layanan 3. Menunjukkan etika dasar pelayanan konseling 4. Menunjukkan jelas arah pengubahan tingkah laku peserta didik/klien Rata-rata A B Pendekatan dan Strategi Layanan 1. Melaksanakan layanan sesuai dengan kompetensi tujuan yang akan dicapai 2. Melaksanakan layanan secara runtut 3. Menguasai ketrampilan konselor 4. Melaksanakan layanan yang bersifat kontekstual dan kekinian 5. Melaksanakan layanan yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) 6. Melaksanakan layanan sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Rata-rata B C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Layanan 1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan sumber belajar/media layanan 2. Menghasilkan layanan yang menarik 3. Melibatkan siswa dalam pembuatan pemanfaatan sumber belajar/media layanan Rata-rata C D. Layanan yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik/klien untuk mengikuti layanan 2. Merespon secara tepat dan positif partisipasi peserta didik/ klien 3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik 4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif dan hangat 5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam mengikuti layanan Rata-rata D E. Penilaian Proses dan Hasil Layanan 1. Melakukan penilaian proses 2. Melakukan penilaian segera yang berfokus pada UCA Rata-rata E F. Penggunaan Bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa yang kontekstual 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai Rata-rata F Rata-rata III IV PENUTUP 1. Melakukan refleksi 2. Melaksanakan tindak lanjut dan rencana kegiata layanan berikutnya Rata-rata IV Rata-rata Keseluruhan Semarang,………………………………… Penilai, (……………………………………………) NIM. Keterangan Kolom rentangan nilai diisi skor mentah (angka) Rata-rata nilai: Rata-rata (I+II+III+IV)/4

Minggu, 05 Juni 2011

"HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS III MESIN OTOMOTIF DAN MESIN PERKAKAS SMK NEGERI 2 CILACAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

"HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS III MESIN OTOMOTIF DAN MESIN PERKAKAS SMK NEGERI 2 CILACAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011" PROPOSAL MINI SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas individu Mata kuliah metodologi penelitian Dosen Pengampu Maria Theresia Sri Hartati oleh Mugi Lestari 1301409019 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010 JUDUL “HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS III MESIN OTOMOTIF DAN MESIN PERKAKAS SMK NEGERI 2 CILACAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011” LATAR BELAKANG MASALAH Di dunia usaha, banyak sekali orang yang sukses hidupnya menjadi pengusaha atau interpreneur. Banyak dari pengusaha yang sukses karena mempunyai daya kreativitas dan keinovativan. Melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha dapat menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang diciptakan. Nilai tambah barang dan jasa dapat diciptakan melalui proses kreatif dan inovatif, banyak menciptakan, banyak keunggulan termasuk keunggulan bersaing dengan lawan bisnisnya. Wirausaha merupakan seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Dengan berwirausaha kita tidak akan bergantung pada orang lain. Selain itu pun jika kita sukses akan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Pengetahuan dan ketrampilan yang didapat dari sekolah dapat mendorong minat berwirausaha. Minat berwirausaha berarti seseorang memiliki suatu rasa dorongan/ketertarikan pada wirausaha dan memperoleh rasa kepuasan untuk menjalaninya. Minat berwirausaha akan menjadikan seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang seutuhnya pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik untuk pembinaan sumber daya manusia. Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dari proses pendidikan dan memilki konstribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah agar manusia atau individu mampu memahami potensi-potensi insaniahnya, dimensi kemanusiaannya termasuk memahami berbagai persoalan hidup dan mencapai alternative pemecahannya. Apabila pemahaman akan potensi insaniah dapat diwujudkan dengan baik, maka individu akan tercegah dari hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir. Permasalahan dalam karir itu meliputi pemilihan karir, pemahaman potensi yang ada dalam individu. Bimbingan karir tidak hanya berguna dalam permasalahan individu melainkan dapat memberikan kepada individu suatu informasi-informasi yang ada dalam dunia usaha maupun dunia kerja. Informasi-informasi tersebut yang nantinya akan diigunakan oleh individu dalam membantu pencapaian karir yang diinginkan. Bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting, pertama proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Di dalam arus globalisasi yang memiliki diferensiasi sosial yang semakin kompleks, khususnya siswa SMK akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan pilihan hidup yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan tentang dunia kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat, pilihan untuk berkarya/berwirausaha dan semua ini menuntut kemandirian dalam menjatuhkan pilihannya. Bagi siswa yang tidak dapat memahami potensi yang dimiliki, di duga mereka juga tidak akan dapat menentukan berbagai macam pilihan karir, akhirnya akan mengalami masalah. Meskipun banyak pula yang bekerja, namun status mereka hanya karyawan kontrak yang dalam satu atau dua tahun akan diberhentikan oleh perusahaan dan digantikan oleh siswa lulusan yang baru. Hanya dari beberapa mereka yang diangkat menjadi karyawan tetap. Oleh karena itu akibat habisnya kontrak kerja para alumnus banyak yang menganggur lagi dan untuk mencari pekerjaan lagi tidaklah mudah. Salah satu cara solusi permasalahan tersebut yaitu dengan cara menumbuhkan minat pada siswa untuk berwirausaha sejak dini sebelum lulus agar tidak bergantung kepada seseorang ataupun suatu perusahaan. Dengan adanya minat berwirausaha pada siswa setelah lulus mereka dapat memperoleh pandangan dalam berwirausaha dan membuka usaha dengan modal pengetahuan, ketrampilan, dan modal uang yang mereka miliki. Bahkan jika ada dari mereka yang tidak memiliki modal mereka dapat bekerja terlebih dahulu. Apabila ada alumnus yang telah selesai kontrak kerjanya, ia mampu mendirikan usaha bagi dirinya sendiri dari uang yang diperolehnya selama bekerja sehingga mereka tidak perlu lagi bingung untuk mencari pekerjaan lagi. Salah satu usaha yang dapat didirikan siswa yaitu bengkel sepeda motor/mobil, bengkel service perkakas rumah tangga, dll. Dari fenomena yang terjadi, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara bimbingan karir dengan minat berwirausaha pada siswa kelas III Mesin Otomotif dan Mesin Perkakas SMK Negeri 2 Cilacap tahun pelajaran 2010/2011. RUMUSAN MASALAH Seberapa tinggi minat berwirausaha pada siswa? Apakah ada hubungan/pengaruh antara bimbingan karir dengan minat berwirausaha pada siswa? MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Manfaat Praktis Bagi sekolah yang bersangkutan, agar dipakai sebagai umpan balik (feed back) atas pelaksanaan bimbingan karier saat ini dan dapat lebih tertarik untuk memanfaatkan bimbingan karier yang diberikan secara optimal. Bagi sekolah yang belum melaksanakan, akan tertarik untuk menyelenggarakan bimbingan karier tersebut. Manfaat Teoritis Bagi peneliti dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. LANDASAN TEORI Minat Wirausaha Minat Pengertian Minat Segala perbuatan manusia timbul karena dorongan dari dalam dan rangsang dari luar, tetapi tidak akan terjadi sesuatu jika tidak berminat. Secara umum minat adalah kecenderungan terhadap sesuatu (Noeng Muhadjir, 1992: 72). Minat adalah seperangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mapiere, 1982: 60). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, minat adalah suatu dorongan yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu dan mewujudkannya dengan berpartisipasi terhadap kegiatan yang yang menjadi obyek kesukaannya. Aspek-Aspek Minat Minat terdiri dari beberapa aspek di antaranya: Attention (perhatian) Interest (ketertarikan) Desire (keinginan) Conviction (keyakinan) Decition (keputusan) Kecenderungan. Kriteria Minat Minat seseorang dapat digolongkan menjadi: Rendah Sedang Tinggi Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat Status ekonomi Pendidikan Tempat tinggal Cara menimbulkan minat Minat dapat ditimbulkan dengan cara: Membangkitkan suatu kebutuhan. Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau. Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Wirausaha Pengertian Wirausaha ditinjau dari etimologisnya berasal dari kata “wira” yang berarti teladan/patut dicontoh, “usaha” berarti berkemauan keras memperoleh manfaat. Wirausaha adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang yang berkemauan keras untuk melakukan kegiatan bermanfaat untuk memperoleh penghasialn (berbisnis), yang patut menjadi tauladan hidup (Tarmudji, 1996: 4). Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata interpreneur (kewirausahaan). Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang sudah ada dan menemukan cara baru dalam rangka memberikan kepuasan pada konsumen. (Suryana, 2000:8) Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat dasar untuk menciptakan suatu inovasi terbaru dari suatu barang atau jasa dengan konsekuensi yang harus dihadapi Karakteristik Kewirausahaan Menurut Scarborough dan Zimmerer (dalam Suryana, 2000: 8). Mengemukakan karakteristik-karakteristik wirausaha, yaitu: Desire for responsibility Preference for moderate risk Confidence in their ability to success Desire for immediate feed back High level of energy Future orientation Skill at Organizing Value of achievement over money Sedangkan menurut Arthur Kuriloff dan John M. Mempil (dalam Suryana, 2000: 9). Mengemukakan bahwa karakteristik kewirausahaan meliputi komitmen, resiko yang moderat, peluang, obyektif, umpan balik, optimisme, uang, proaktif dalam manajemen. Dalam beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik wirausaha yaitu: memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap usahanya, berani menanggung resiko, percaya diri dan selalu optimis, mampu melihat peluang usaha yang berorientasi ke masa depan, mempunyai ketrampilan, kreatif, dan inovatif, semangat kerja yang , selalu memperhitungkan untung rugi Sifat-Sifat Kewirausahaan Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha adalah sebagai berikut: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke depan, kreativitas Keterampilan Wirausaha Menjadi manusia wirausaha diperlukan beberapa keterampilan, antara lain: Keterampilan berpikir Kreatif Keterampilan dalam Pembuatan Keputusan Keterampilan dalam Kepemimpinan Keterampilan Manajerial Keterampilan dalam bergaul antar manusia (Human relations) Fungsi Wirausaha Menurut Suryana (2000: 50) dilihat dari ruang lingkupnya wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak pengendali dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Sedangkan secara mikro, peran wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya, menurut Marzuki Usman (dalam Suryana, 2000: 51), secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu: Sebagai penemu (innovator) Sebagai perencana (planner) Minat Berwirausaha Pengertian Berwirausaha adalah berkemauan dan berkemampuan melihat kesempatan-kesempatan usaha untuk mengambil keuntungan dari padanya dengan mengambil tindakan yang tepat. Menurut Yanto (1996: 23-24) minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Dari pengertian di atas maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk menciptakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berani menanggung resiko. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Menurut Kartini Kartono (1980:78) faktor lingkungan yang mempengaruhi minat meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Secara umum yang mempengaruhi minat secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsic(faktor-faktor intrinsic sebagai pendorong minat berwirausaha antara lain karena adanya kebutuhan akan pendapatan, harga diri, dan perasaan senang.) dan faktor ekstrinsik (faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha antara lain: Lingkungan Keluarga, Lingkungan Masyarakat, Peluang, Pendidikan). Pengukuran Minat Berwirausaha Menurut Super dan Crites, dalam Dewa Ketut Sukardi (1988: 109) bahwa seseorang yang mempunyai minat pada obyek tertentu dapat diketahui dari: Pengungkapan/Ucapan (expressed interest) Tindakan/Perbuatan (manifest interest) Menjawab Sejumlah Pertanyaan (inventoried interest) Bimbingan Karir Pengertian Menurut Mugiarso (2009: 4) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan menurut Miller dalam Roosdi Achmad Syuhada (1998:15) Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri (Guidance is the proces of helping individualis achieve the self understanding and self and direction).. Karir diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja (Dewa Ketut Sukardi, 1987:18). Sedangkan karir merupakan pekerjaan atau profesi (Walgito, 2004: 2). Bimbingan karir merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, dan di pihak lain untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang dituntut dalam pekerjaan itu (Walgito, 2004). Dewa Ketut Sukardi (1987:22), mendefinisikan Bimbingan Karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan daripadanya. Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan dalam upaya membantu pemahaman diri agar mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya dihubungkan dengan persyaratan karir yang akan ditekuninya. Layanan-Layanan Bimbingan Karier di SMK Layanan Informasi terhadap Lingkungan Karier. Bimbingan karier sebagai jembatan bagi siswa dalam memperoleh informasi tersebut, menjadi berperan penting, karena bimbingan karier menyediakan informasi tentang: karakteristik dunia kerja/usaha, jenjang pendidikan yang lebih tinggi, lembaga penunjang keterampilan siswa. Konsultasi dalam Merencanakan Karier Bimbingan karier memberikan sarana, layanan dan bantuan kepada siswa dalam mempertimbangkan alternatif dan mengambil keputusan karier yang tepat dengan kondisi diri dan lingkungan yang akan dihadapi siswa nantinya agar harapan yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Layanan dalam Menentukan Alternatif Pilihan Karier. Layanan dalam Memilih Penempatan Karier Layanan Ketepatan Memilih Karier Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK. Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karier di SMK, adalah sebagai berikut: Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat sesuai dengan kemampuannya. Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya. Program Bimbingan Karier di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Karier di SMK Fungsi Bimbingan Karier di SMK Tujuan Pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK Secara umum tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier di SMK menurut Dewa Ketut Sukardi (1987:31-34) ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Karier di SMK, diantaranya: siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept) siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja/usaha/industri. siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan peluang pasar serta dalam persiapan memasukinya, hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. siswa dapat meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang bidang usaha yang sesuai dengan dirinya dan sesuai dengan pasar. siswa dapat menguasai ketrampilan dasar yang penting dalam pekerjaan Pentingnya Bimbingan Karier di SMK Pentingnya bimbingan karier di SMK adalah untuk: Pelayanan kepada siswa SMK sehingga siswa mendapatkan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat siswa Pelayanan kepada siswa dalam proses pengenalan diri, pengenalan lingkungan dunia kerja dan memberi wawasan arah karier kejuruan. Pelayanan kepada tamatan untuk mencari pekerjaan dan mandiri. Hubungan Antara Bimbingan Karir Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMK Siswa SMK sebagai calon tenaga terampil diharapkan mampu untuk membekali diri dengan kedewasaan dalam merencanakan masa depan kariernya. Sesuai dengan tujuan dari Pendidikan Kejuruan, bahwa siswa-siswa SMK pada akhirnya nanti diorientasikan ke dunia kerja, dimana menuntut adanya sikap dan tanggung jawab kerja yang profesional. Hal ini menjadi penting ketika siswa-siswa SMK setelah lulus nanti mampu untuk memilih dan optimis dalam menentukan karier yang lebih baik yang salah satu caranya dengan berwirausaha. Dalam kaitannya dengan perencanaan masa depan sehubungan dengan karir bagi siswanya, Bimbingan dan konseling memberikan layanan yaitu bimbingan karir sebagai bantuan bagi siswa dalam mewujudkan impian yang berkenaan dengan karir. Melalui bimbingan karier, siswa SMK diberikan layanan tentang pemahaman diri terhadap kecenderungan karier, layanan-layanan informasi-informasi peluang usaha sehingga siswa dapat mendeteksi kemampuan yang ada pada diri dan menyadarkan tantangan usaha diluar sana bahwa tidak mudah dalam mencari pekerjaan dan informasi-informasi itu dapat digunakan oleh siswa untuk memilih alternative lain seperti berwirausaha Dari serangkaian layanan dan arahan yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut mampu menumbuhkan minat siswa dalam berwirausaha. Hal ini ditunjukkan melalui ketertarikan, perhatian, keinginan, keyakinan, keputusan kepada bidang usaha yang akan dibuka setelah lulus nanti. Minat berwirausaha siswa dapat tercipta dari adanya pemahaman terhadap diri, informasi tentang peluang usaha yang memberikan gambaran/ karakteristik dari lingkungan usaha. HIPOTESIS Hipotesis menurut Sugiyono (2009: 96) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Ada hubungan antara bimbingan karir dengan minat berwirausaha pada siswa SMK”. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian ini adalah penelitian yang bermaksud mengetahui hubungan variabel independent dan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap / dikendalikan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif, hal ini karena peneliti bermaksud ingin mengetahui pengaruh atau hubungan antara bimbingan karir dengan minat berwirausaha pada siswa di sekolah. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 99). Identifikasi variabel Dalam penelitian ini yang menjadi objek/titik perhatian ada dua yaitu: Variabel Bebas (independent) Menurut Sugiyono (2009: 61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan bimbingan karir. Variabel bebas diberi simbol X Variabel Terikat (dependent) Menurut Sugiyono (2009: 61) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha. Variabel terikat diberi simbol Y Hubungan variabel Variabel dalam penelitian ini adalah bimbingan karir sebagai variabel bebas dan minat berwirausaha sebagai variabel terikat. Karena dalam penelitian ini variabelnya ganda maka variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang lain. Variabel X (variabel bebas) mempengaruhi variabel Y (variabel terikat). Definisi Operasional variabel Bimbingan karir Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri. Karir diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja Bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan dalam upaya membantu pemahaman diri agar mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya dihubungkan dengan persyaratan karir yang akan ditekuninya. Bimbingan karir ini diharapkan mampu memotivasi dan mengarahkan siswa dalam menentukan pemilihan alternative karir (bekerja, melanjutkan studi, berwiraswasta) yang sesuai dengan kemampuan/keahlian (skill) yang dimiliki. Minat berwirausaha Minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk menciptakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berani menanggung resiko. Indikator seorang siswa memiliki minat berwirausaha meliputi aspek-aspek seperti: Attention (perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), Conviction (keyakinan), Decition (keputusan), kecenderungan (tindakan) Populasi dan sampel penelitian Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitit untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMK Negeri 2 Cilacap tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari dua jurusan yaitu Mesin Otomotif (MO) dan Mesin Perkakas (MP) yang dalam setiap jurusan terdiri dari tiga kelas diantaranya MO 1, MO 2, MO 3, MP 1, MP 2, MP 3. Jumlah siswa kelas III MO sebanyak 120 dan MP sebanyak 120. Jadi populasi dalam penelitian ini sebanyak 240 siswa. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 118). Peneliti dalam menghitung besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut: s= (λ².N.P.Q)/(d^2 (N-1)+λ^2.P.Q) λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. P = Q = 0.5 d = 0.05 s = jumlah sampel PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN 1%, 5%, 10% N S N S 1% 5% 10% 1% 5% 10% 10 10 10 10 95 83 75 71 15 15 14 14 100 87 78 73 20 19 19 19 110 94 84 78 25 24 23 23 120 102 89 83 30 29 28 27 130 109 95 88 35 33 32 31 140 116 100 92 40 38 36 35 150 122 105 97 45 42 40 39 160 129 110 101 50 47 44 42 170 135 114 105 55 51 48 46 180 142 119 108 60 55 51 49 190 148 123 112 65 59 55 53 200 154 127 115 70 63 58 56 210 160 131 118 75 67 62 59 220 165 135 122 80 71 65 62 230 171 139 125 85 75 68 65 240 176 142 127 90 79 72 68 … … … … Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bila jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 240 siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka sampelnya (S) adalah 142. Sehingga dalam penelitian ini sampel yang akan diambil peneliti adalah siswa kelas III SMK Negeri 2 Cilacap yang berjumlah 142 siswa. Teknik pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel merupakan teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yang representatif dari populasi. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proposional random sampling. Teknik proposional atau sampel imbangan ini dilakukan untuk memperoleh sampel yang representative, adapun cara pengambilan subjek disesuaikan dengan besar populasi dan banyaknya sampel yang dibutuhkan. Banyak sampel per kelas dengan menggunakan teknik proposional sampel No Kelas Jumlah siswa Perhitungan sampel Jumlah sampel 1 III MO 1 40 40/240×142=23.67 24 2 III MO 2 40 40/240×142=23.67 24 3 III MO 3 40 40/240×142=23.67 24 4 III MP 1 40 40/240×142=23.67 24 5 III MP 2 40 40/240×142=23.67 24 6 III MP 3 40 40/240×142=23.67 24 Jumlah 144 Pada perhitungan sampel diatas, angka – angkanya dibulatkan ke atas sehingga diperoleh banyak sampelnya adalah 144. setelah diketahui banyak sampel per kelas, kemudian teknik random sampling digunakan untuk memperoleh banyak sampel per kelas yang dimaksud, adapun tekniknya dengan teknik undian. Langkah – langkah pengambilan sampel dengan teknik random sampling secara undian adalah sebagai berikut : Membuat daftar semua nama kelas dua dalam populasi Menulis kode berupa nomor urut sesuai dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Menulis kode tersebut pada kertas- kertas kecil yang telah dipersiapkan sebanyak populasi yang akan diteliti. Memasukkan kertas tadi yang digulung kedalam kaleng kemudian dikocok-kocok, selanjutnya ambil gulungan kertas sebanyak sampel yang diperlukan. Setiap nomor yang tertera dalam gulungan yang terambil dicatat, itulah yang menjadi subjek penelitian. Metode dan alat pengumpulan data Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yaitu: Angket (kuesioner) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Metode ini digunakan untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan bimbingan karier dan minat berwirausaha. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner tertutup, artinya angket diberikan langsung kepada responden kemudian responden tinggal memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan. Pengukuran kedua variabel tersebut dengan menggunakan aletrnatif jawaban yang disediakan yaitu : selalu. Bila pernyataan positif diberi skor 4, namun bila negatif diberi skor 1 Sering. Bila pernyataan positif diberi skor 3, namun bila negatif diberi skor 2 Kadang – kadang. Bila pernyataan positif diberi skor 2, namun bila negatif diberi skor 3 Tidak pernah. Bila pernyataan positif diberi skor 1, namun bila negatif diberi skor 4 Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan daftar nama dan jumlah siswa kelas III MO dan MP SMK Negeri 2 Cilacap tahun ajaran 2010/2011 Wawancara Metode wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada guru Bimbingan Konseling. Metode ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK Negeri 2 Cilacap. Metode wawancara ini juga sangat mendukung kelancaran metode dokumentasi. Validitas dan reliabiltas data Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Pengukuran validitas instrument penelitian ini dilakukan menggunakan validitas isi atau content validity. Validitas ini menunjuk sejauh mana isi kuesioner mewakili semua aspek dari suatu konsep. Untuk mengetahui validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu: rxy= (N⅀xy-(⅀X)(⅀Y))/(√([(N⅀X^2- (⅀X²)][N⅀Y^2- (⅀Y)²] ) ) Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y N = jumlah responden uji coba X = skor item Y = skor item Pengujian keberartian koefisien xy r dilakukan dengan menggunakan uji t berdasarkan taraf signifikan 5%. Rumus yang digunakan adalah sbb: t= (r√((n-2) ) )/√(1 -r² ) Keputusan pengujian diambil dengan menggunakan ketentuan sbb: Item pertanyaan instrumen penelitian dikatakan valid jika t hitung >/= t tabel Item pertanyaan instrumen penelitian dikatakan tidak valid jika t hitung /= r tabel maka item instrument dinyatakan reliabel. Jika koefisien reliabilitas internal seluruh item ( rxx ) F tabel berarti menolak Ho dan menerima Ha yang berarti bahwa bimbingan karier mempengaruhi minat berwirausaha pada siswa kelas III SMK Negeri 2 MO DAN MP SMK Negeri 2 Cilacap tahun pelajaran 2009/2010. Sedangkan untuk menguji linieritas persamaan regresi adalah: F=S²TC/S²e Dari perhitungan rumus tersebut terjadi kemungkinan: Jika nilai F hitung < F tabel berarti persamaan regresi tersebut linier. Jika nilai F hitung > F tabel berarti persamaan regresi tersebut tidak linier. Sumbangan Efektif Untuk mengetahui sumbangan efektif variabel pengaruh bimbingan karier terhadap minat berwirausaha siswa dengan menggunakan perhitungan koefisien determinasi yaitu dengan rumus: SE = r2x100% r²= (b{n⅀XiYi -(⅀X)(⅀Y)})/(n⅀〖Yi〗^2-(⅀Yi)²) Keterangan: r2 = koefisien determinasi b = Koefisien regresi x dari persamaan regresi n = jumlah data X i = skor Bimbingan Karier Y i = skor minat berwirausaha pada siswa DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta: PT Rineka Cipta. Mapiere, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Mugiarso, Heru. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES Press Muhadjir, Noeng. 1992. Pengukuran kepribadian. Yogyakarta: Rake Sarasih. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta: Balai Pustaka. _________________1998. Pendidikan Konseling dalam Bimbingan Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia. Suryana. 2000. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. Syuhada, Roosdi Achmad.1998. Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Rajawali. Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Koseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset. Yanto. 1996. Peluang Kerja dan Minat Berwiraswasta di Kalangan Siswa Sekolah Teknologi Menengah Negeri Pembangunan Pekalongan (Laporan Penelitian). Semarang: IKIP Semarang.